Dengan siapa kamu tidur malam ini? Masihkah sisi ranjang sebelah kiri angkuh dingin tidak terisi? Detak detik jam dinding menghitung sepi yang terlewat tanpa kecupan di dahi. Tidak ada lagi “selamat istirahat, aku cinta kamu sampai mati”.
Nyanyian serangga malam jadi pengantar hingga terlelap di batas pagi. Sunyi adalah hati yang terjaga dengan rindu ingin berbagi.
Sesungguhnya, Sang Esa mendengar doa kita yang tidur sendiri. Ada saatnya nanti, dia yang dimimpikan bersama kita membangun mimpi.
Usah kauminta belaian dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tanpa ucapmu, lidahku suah mulai menggerayangi. Siapa hendak menolak disuguhi ciptaan elok seperti ini? Usah kautanya waktu yang sudah kita lewati. Aku mau menikmatimu tanpa melihat arloji. Hanya ingin mengecap sedap, pelan-pelan, pelan sekali. Hampir seperti stagnasi. Tanpa ejakulasi.