Detik ini aku adalah anak kecil. Yang menangis melihat balon yang selama ini kupegang terbang menjauh setelah dilepaskan.
Sedetik sebelumnya aku adalah wanita (hampir) dewasa. Yang merelakan kekasihnya kembali menjadi orang asing.
Detik ini aku adalah anak kecil. Yang menangis melihat balon yang selama ini kupegang terbang menjauh setelah dilepaskan.
Sedetik sebelumnya aku adalah wanita (hampir) dewasa. Yang merelakan kekasihnya kembali menjadi orang asing.
Sebenarnya ini perkara Tuhan yang Maha Pembolak-balik Hati manusia. Tapi, bayangkan begini…
Tuhan telah mempersiapkan seseorang di luar sana, yang telah menggali lubang dalam perjalananmu. Seseorang yang menggali lubang bukan untuk meninggalkanmu di dalamnya ketika kamu terjatuh, tapi seseorang yang menggali lubang untuk ikut terjatuh ke dalam lubang yang dia gali sendiri.
Untuk menemanimu.
Untuk bersamamu.
Untuk menjagamu.
Sehingga kamu tidak lagi ingat bahwa kamu dulu pernah ketakutan berada sendirian dalam lubang-lubang yang sebelumnya pernah tanpa sengaja kamu masuki. Sehingga perlahan rasa sakit karena telah terjatuh ke dalam lubang-lubang sebelumnya memudar, bahkan menghilang. Yang kamu ingat adalah bagaimana dia memperlakukanmu, menghormatimu, dan menyayangimu.
Terkadang kamu ingin keluar dari lubang saat Tuhan menguji ikatan kamu dan dia, tapi kebutuhan untuk tetap bersama di dalam lubang lebih besar daripada keinginan untuk keluar lubang.
Sampai suatu saat nanti, Tuhan akan mengangkat masing-masing dari kalian keluar dari lubang untuk bertemu denganNya secara langsung, dan mungkin, melanjutkan kembali kehidupan bersama di luar lubang.
Begitulah, kurang lebih.
Jangan terjatuh sendirian, itu bukan cinta. Tapi terjatuhlah bersama-sama, itu cinta.