Not Just Saying

Banyak orang berlomba mengutarakan rasa, menyatakan cinta, sayang dan hal-hal muluk serba dongeng itu; klasifikasi di luar seks. Padahal banyak sekali hal yang bisa dilakukan untuk membuktikan.

Showing, not just saying.

Bilang cinta, bilang mengerti tapi tidak tahu bagaimana membuat senang, bagaimana membuat nyaman, bagaimana membuat puas. Bahkan hal paling sederhana bertolak belakang dengan kenyataan, di saat keberadaan kita tidak lagi membawa rasa senang dan nyaman, kita tetap berusaha mati-matian mempertahankan hubungan.

Padahal kalau saja kita mau percaya dengan, "kalau jodoh tidak kemana," bisa jadi orangnya tepat, waktunya yang salah. Dan langkahnya maupun benang hubungan sudah terlalu ngejelimet untuk dijalankan saat ini. Dibutuhkan penyetelan ulang, menyamakan kedudukan, dan bahkan menghapus segala noda yang ada di kaca. 

Cinta dibuktikan juga bukan dengan segala fasilitas yang bergelimpangan dan just a click away to enjoy. Cinta baru teruji keabsahannya saat kita polos, bukan siapa-siapa, bukan bisa apa, bukan punya apa, bukan memfasilitasi apa dan siapa. Kita yang hanya "perduli pada seseorang dengan cara yang paling jujur."

Will you still there when I'm nothing?
Will you still there if I can't provide anything?
Will you still there if I don't have this kind of patience limit?

Will you still there when I don't have anyone?
Will you?


Well, maybe we can't play that if if if game now. 
We will see.

No comments:

Post a Comment